Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and Learning) antara lain :
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme (Constructivism) adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut pengembang filsafat konstruktivisme Mark Baldawin dan diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hannya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.
Landasan pembelajaran ini adalah bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Oleh karena itu guru harus memfasilitasi proses tersebut dengan :
- Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
- Memberi kesempatan siswa menemukan dan menetapkan idenya sendiri
- Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dalam model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah sistematis, yaitu :
- Merumuskan masalah.
- Mengajukan hipotesis.
- Mengumpulkan data.
- Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan.
- Membuat kesimpulan.
Langkah – langkah kegiatan inquiri adalah sebagai berikut :
- Merumuskan masalah
- Mengamati atau melakukan observasi
- Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya
- Mongkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru maupun audiens yang lain
3. Bertanya (Quesrioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan setiap individu. Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
- Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
- Mengecek pemahaman siswa
- Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
- Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
- Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diinginkan.
- Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri.
- Menggali pemahaman siswa.
- Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
- Membangkitkan respon kepada siswa
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antarteman atau antarkelompok; yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu atau yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling membagi.
5. Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak sebatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoristis – abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. Guru atau ahli lain dapat menjadi model bagi siswa dalam belajar.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, sehingga refleksi diperlukan pada akhir proses. Realisasinya adalah :
- Pernyataan langsung tentang apa – apa yang diperolehnya hari itu
- Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Karakteristik penilaian autentik :
- Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
- Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
- Yang diukur keterampilan dan performansi bukan mengingat fakta
- Berkesinambungan
- Terintegrasi
- Dapat digunakan sebagai feedback
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and Learning)"
Posting Komentar